Litium - Sifat-Sifat, dan Kegunaan

Litium Li merupakan unsur kimia yang tergabung dalam unsur golongan IA {alkali} pada tabel periodik. Diketahui, litium merupakan unsur padat yang paling ringan diantara semua unsur dalam tabel periodik. Logam litium itu sendiri bertekstur lunak, berwarna putih dan permukaannya menggkilat.

Sumber dan ekstraksi Litium
Litium pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Swedia bernama Johan August Arfwedson pada tahun 1817 di dalam mineralnya yang disebut dengan petalite. Selain itu, litium juga bisa ditemukan di dalam air laut sebagai deposit dan sebagai garam di dalam mata air mineral.

Di dalam laut, diperkirakan konsentrasi litium adalah sebesar 0,1 ppm.

Litium juga ditemukan di dalam bijih pegmatit sebagai senyawa LiAlSi2O6 {spodumene} atau senyawa LiAlFPO4 {ambligonit} dengan kadar litium sebesar 4 – 8,5 persen.

Sampai tahun 1990-an, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak memproduksi logam litium dan senyawa-senyawanya. Sumber produksi litium ini adalah dalam bentuk deposit mineral. Namun, pada abad ke-21, negara yang memproduksi litium terbanyak adalah Autralia, Chili dan Portugal.

Negara yang memiliki deposit litium terbanyak adalah Bolivia, namun produksi litiumnya masih dibawah tiga negara sebelumnya.

Litium umumnya dijual dalam bentuk senyawa litium karbonat, Li2CO3. Senyawa ini umumnya diproduksi dari bijih litium atau dari air laut melalui serangkaian proses yang berbeda.

Penambahan asam klorida {HCl} kepada litium karbonat akan menghasilkan litium klorida {LiCl}. Senyawa ini digunakan untuk memproduksi logam litium menggunakan teknik elektrolisis.

Litium klorida akan dicampur dengan kalium klorida sehingga menghasilkan titik leleh yang rendah yaitu sekitar 400 – 420 degC. Tujuan pencampuran ini adalah agar elektrolisis dapat berlangsung dalam suhu yang rendah. Dengan metode ini, akan dihasilkan logam litium dengan kemurnian sekitar 97 persen.

Anoda yang digunakan untuk memproduksi litium dengan teknik elektrolisis ini adalah grafit, sedangkan katodanya adalah baja. Litium murni yang terbentuk di katoda akan mengambang di permukaan elektrolit yang digunakan. Litium ini tidak akan bereaksi dengan udara luar karena permukaan logam dilindungi oleh lapisan tipis elektrolit.

Kemudian, logam litium tersebut akan dipisahkan dari sel elektrolisis dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan pada suhu yang lebih tinggi sedikit dari titik lelehnya, sehingga ia akan terpisah dari elektrolit.

Padatan logam litium kemudian dilelehkan kembali sehingga zat-zat tak terlarut di dalam lelehan akan mengapung di permukaan atau mengendap di dasar cetakan. Dengan begitu, mereka bisa dipisahkan. Pelelehan kembali logam litium ini akan mengurangi jumlah kalium sebagai pengotoryang terdapat dalam logam sehingga jumlahnya kurang dari 100 ppm.

Logam litium yang dihasilkan bisa di buat menjadi kawat atau lembaran untuk kemudian disimpan. Logam ini lebih lunak dibandingkan timbal, tetapi lebih keras dibandingkan logam-logam unsur alkali lainnya.

Sifat-Sifat Kimia Litium
Dalam banyak hal, litium memiliki sifat-sifat yang sama dengan unsur logam alkali lainnya seperti natrium dan kalium.
Logam Litium Murni
Litium dapat mengapung dipermukaan air dan kemudian berekasi dengan cepat membentuk larutan basa kuat LiOH dan melepaskan gas hidrogen. Litium merupakan satu-satunya unsur logam alkali yang tidak membentuk ion negatif, Li-, baik dalam larutan maupun padatan.

Litium secara kimia bersifat reakstif, dapat dengan mudah kelihangan satu dari tiga buah elektron yang dimilikinya, membentuk senyawa-senyawa yang mengandung Li+. Banyak diantara senyawa litium berbeda dalam hal kelarutan dengan senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur logam alkali lainnya.

Misalnya, litium karbonat {Li2CO3} jauh lebih larut di dalam air dingin dibandingkan air panas. Sementara, senyawa karbonat unsur alkali lainnya, misalnya natrium karbonat {Na2CO3} jauh lebih larut di dalam air panas ketimbang air dingin.

Jika logam litium atau senyawanya di masukkan ke dalam api, maka akan timbul warna nyala merah tua. Warna nyala khas ini dapat dijadikan sebagai indikator dalam identifikasi unsur ini dalam suatu senyawa.

Dalam banyak hal, litium juga memiliki kemiripan sifat dnegan unsur-unsur golongan alkali tanah, terutama dengan magnesium. Kedua unsur ini cenderung membentuk senyawa monoksida dengan oksigen. Reaksi yang dialami oleh senyawa organolitium mirip dengan rekasi Grignard dari senyawa organomagenisum, suatu reaksi standar dalam sintesis senyawa-senyawa organik.

Kegunaan Litium
Dalam bidang industri, litium digunakan pada industri metalurgi yaitu sebagai unsur aktif untuk menghilangkan zat-zat pengotor dalam proses pemurnian logam-logam seperti besi, nikel, tembaga, seng dan alloy logam ini.

Berbagai unsur non logam dapat diikat oleh litium termasuk oksigen, hidrogen, nitrogen, karbon, belerang dan unsur-unsur halogen.

Litium juga digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa organik, baik dalam skala laboratorium ataupun dalam skala industri.

Salah satu reagen organik yang diproduksi secara besar-besaran dan mengandung litium adalah n-butilitium, C4H9Li. Reagen ini secara komersial digunakan sebagai pemicu reaksi polimerisasi, misalnya dalam produksi karet sintetik. Selain itu, reagen ini juga digunakan untuk memproduksi senyawa-senyawa organik lainnya, terutama jenis obat-obatan.

Karena logam litium sangat ringan dan memiliki potensial reduksi yang sangat negatif, membuatnya sering digunakan sebagai anoda {elektroda negatif} pada berbagai macam baterai.

Alloy ringan yang terbuat dari campuran litium dan magnesium atau litium dan aluminium digunakan oleh orang untuk membuat kerangka pesawat ruang angkasa. Sementara, logam litium sendiri digunakan untuk membuat berbagai macam senyawa seperti litium hidrida.

Fungsi Biologis Litium
Garam-garam litium tidak terlalu beracun, namun dapat membahayakan jika terserap oleh tubuh dalam jumlah besar. Litium karbonat merupakan senyawa litium yang digunakan dalam pengobatan dan terapi pasien bipolar.
Buka Komentar

0 Response to "Litium - Sifat-Sifat, dan Kegunaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

ptk

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

ptk